nama: tina susilawati (26210901)
kelas: 1eb09
PETA PEREKONOMIAN DI SUATU DAERAH DI INDONESIA
IRIAN JAYA (RAJA AMPAT)
Kondisi Umum
Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten yang relatif baru di Provinsi Papua Barat yang dibentuk melalui UU Nomor 26 Tahun 2002. Dalam rangka memacu kemajuan wilayah Papua pada umumnya, baik dalam peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah, kabupaten ini resmi menjadi daerah otonom pada tanggal 12 April 2003 hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong.
Dasar hukum penetapan perairan Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat adalah Peraturan Bupati Raja Ampat No. 66 Tahun 2007 yang ditandatangani tanggal 14 Juni 2007 dan Peraturan Bupati No. 05 Tahun 2009 tanggal 16 April 2009.
Letak Geografis
Kabupaten Raja Ampat yang terletak pada posisi 2º25’ LU – 4º25’ LS dan 130º – 132º55’ BT merupakan daerah gugus pulau kecil yang memiliki empat pulau berukuran relatif besar, yaitu : Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati dan Pulau Misool yang terletak disebelah Barat Laut dari ujung Provinsi Papua Barat. Jumlah seluruh pulau di kabupaten ini sebanyak lebih kurang 610 pulau dan hanya 35 pulau yang berpenghuni. Luas Kabupaten Raja Ampat sekitar 881.953 km2 atau 2,09% dari luas Provinsi Papua dengan luas daratan hanya sekitar 6.791,55 km2.
Secara administratif, Kabupaten Raja Ampat berbatasan dengan Laut Seram dan Wilayah perairan Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara di sebelah barat, sebelah utara dengan Samudera Pasifik, berbatasan dengan wilayah Negara Palau, sebelah timur dengan Kabupaten Sorong, Provinsi Papua, dan sebelah selatan dengan Laut Seram.
Aksesibilitas
Ibukota kabupaten Raja Ampat adalah Waisai yang terletak di Pulau Waigeo. Waisai dapat dijangkau dari Kota Sorong menggunakan transportasi laut, yaitu kapal nelayan yang memakan waktu perjalanan 5 jam atau dengan kapal cepat (speed boat) yang memakan waktu perjalanan 2 jam. Transportasi laut memiliki peranan sangat penting untuk Kabupaten Raja Ampat yang terdiri dari ratusan gugus pulau kecil.
Sistem transportasi di Kabupaten Raja Ampat tidak terlepas dari peran Pelabuhan Sorong sebagai Pelabuhan Utama. Kegiatan pelabuhan berorientasi ke Kota Sorong, baik arus penumpang maupun barang. Selain itu, terdapat juga sebagian kecil ke Ternate dan Ambon. Dari pelabuhan Sorong terdapat pelayaran internasional (khusus untuk angkutan minyak mentah, ikan tuna dan kayu lapis); dan pelayaran nusantara yang meliputi trayek pelayaran nusantara, trayek kapal penumpang, trayek lokal, pelayaran rakyat dan angkutan sungai, danau dan ferry.
Trayek transportasi laut untuk Kabupaten Raja Ampat dengan Sorong berupa : Pelayaran rakyat : Sorong – Waigeo – Batanta – Salawati – Misool, dan angkutan Sungai, Danau dan Ferry : Jalur Sungai Klamono – Sungai Waigeo. Pelayanan transportasi laut di Kabupaten Raja Ampat sangat bergantung pada musim. Pada bulan-bulan tertentu (April - Agustus) kondisi gelombang sangat besar sehingga transportasi laut tidak dapat menjangkau daerah-daerah seperti Kepulauan Ayau, Kofiau atau Misool.
Iklim
Kabupaten Raja Ampat beriklim tropis yang lembab dan panas. Berdasarkan hasil pencatatan Stasiun Cuaca dan Meteorologi Jeffman, suhu udara terendah sebesar 22,4°C dan suhu udara tertinggi sebesar 32,5°C dengan suhu rata-rata 27,4°C. Sementara curah hujan sebesar 2.000 mm/tahun. Variasi perubahan musim kemarau dan musim penghujan tidak begitu jelas seperti daerah Papua pada umumnya. Wilayah Raja Ampat dipengaruhi oleh angin muson; antara bulan Mei-November bertiup angin pasat Tenggara dan antara Desember-April bertiup angin Barat Laut.
Kondisi Perairan
Kondisi hidro-oseanografi wilayah Kabupaten Raja Ampat dipengaruhi oleh dinamika perairan Laut Seram, Laut Halmahera dan Samudera Pasifik. Wilayah ini memiliki pasang surut bertipe campuran condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing semi diurnal).
Arus permukaan di wilayah perairan Raja Ampat tergolong relatif kuat terutama di bagian celah atau selat antara dua pulau. Menurut data dari Dishidros, arus tetap yang terdapat disekitar Selat Sele (koordinat 011’ LS dan 1311’ BT) sebesar 3,75 m/detik.. Secara umum, pola pergerakan arus di wilayah perairan Raja Ampat pada bulan Agustus mengarah dari Timur menyusuri bagian Utara Pulau Papua menuju Barat Daya (Laut Banda). Sedangkan pada bulan Oktober arus datang dari arah Barat Daya menyusuri Kepulauan Maluku menuju Timur Laut/Samudera Pasifik (Wyrtki, 1961).
Kondisi Ekosistem Perairan
Sebagai gugusan pulau-pulau kecil, Kabupaten Raja Ampat memiliki keanekaragaman hayati laut yang melimpah. Gugus pulau kecil ini terletak di wilayah ‘Coral Triangle’ yang merupakan ‘jantung’ keanekaragaman terumbu karang di dunia dengan segala biota yang berasosiasi dengannya, seperti jenis ikan-ikan karang, moluska dan krustasea. Kondisi terumbu karang sebanyak 60% dalam keadaan baik dan sangat baik. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh CI (Conservation International) bekerjasama dengan Universitas Cenderawasih dan LIPI dalam kegiatan M-RAP (Marine-Rapid Assessment Program) di Raja Ampat pada tahun 2001, telah teridentifikasi sebanyak 2000 jenis biota pada 45 titik penyelaman, yaitu : 450 jenis karang, 7 jenis diantaranya belum pernah ditemukan di dunia; 950 jenis ikan karang, 4 jenis tergolong baru bagi dunia, yaitu: Eviota (sejenis gobi), Apogon (ikan kardinal-2 jenis), Hemiscyllium (sejenis hiu); dan 600 jenis moluska.
Secara umum, jenis lamun yang terdapat di Papua adalah Enhalus acroides, Halodule sp., Halophila sp., Thalassia hemprichii, Cymodocea sp. (Hutomo, 1985 dalam Dahuri dkk, 2001). Ekosistem padang lamun terdapat di bagian timur, selatan dan barat Pulau Kofiau, sekitar Pulau Ayau, bagian barat Pulau Batanta, sekitar Pulau Gam dan dibagian barat Pulau Waigeo. Sementara rumput laut banyak terdapat di daerah Distrik Misool, Samate dan Waigeo Utara. Komoditas ini telah dibudidayakan oleh masyarakat, khususnya Euchema cottoni.
Jenis crustacea banyak terdapat di wilayah perairan Raja Ampat, baik berupa udang hias maupun udang konsumsi. Jenis udang yang bernilai ekonomi tinggi adalah udang barong (Panulirus sp) yang terdapat di ekosistem terumbu karang. Komoditas lainnya adalah kepiting (Scylla serrata) dan rajungan (Portunnus sp) yang terdapat di daerah hutan mangrove.
Berdasarkan hasil penelitian CII terdapat 600 jenis molusca yang terdapat di perairan Raja Ampat. Beberapa jenis yang bernilai ekonomis, antara lain kerang-kerangan, cumi-cumi (Loligo sp), sotong (Sepia sp), gurita (Octopus sp), teripang, tiram mutiara (Pinctada sp). Di kawasan ini bahkan terdapat jenis kima raksasa (Tridacna gigas) yang berukuran hingga 1,5 m yang dapat ditemukan dengan mudah. Keberadaan kerang ini menjadi indikator bahwa kondisi terumbu karang di wilayah ini tergolong sehat.
Wilayah gugus pulau kecil di Kabupaten Raja Ampat juga memiliki kekayaan satwa penyu yang sebagian merupakan jenis yang dilindungi, seperti penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Satwa lainnya di wilayah perairan Raja Ampat adalah mamalia laut, yaitu lumba-lumba (Cetacean).
Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya
Jumlah penduduk di Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2000 sebanyak 27.039 jiwa, sedangkan pada tahun 2005 sebanyak 30.866 jiwa atau mengalami pertumbuhan 14,15% selama rentang waktu 5 tahun. Artinya, tingkat kepadatan penduduk yang masih relatif rendah.
Sektor perikanan merupakan salah satu andalan kegiatan perekonomian di Kabupaten Raja Ampat, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Sebelum menjadi kabupaten, Raja Ampat memberikan kontribusi kepada Kabupaten Sorong tidak kurang dari Rp 1,5 milyar tiap tahun dari sektor perikanan. Komoditas unggulan perikanan budidaya di Kabupaten Raja Ampat adalah rumput laut dan mutiara.
Secara sosial-budaya, di wilayah Kabupaten Raja Ampat masih terdapat suku-suku asli penduduk yang terbagi dalam 3 suku besar, yaitu Suku Moi, Suku Biak dan Suku Amer. Masyarakat Raja Ampat menganut sistem kekerabatan yang kadang jumlahnya besar karena terdiri dari beberapa klan dan bahkan hampir dari beberapa kampung masih merasa dirinya berasal dari satu garis keturunan. Dalam hubungan kekerabatan ini, masing-masing saling menghormati dan bergaul.
Harta pusaka bagi suku masyarakat di Raja Ampat adalah tanah, yang artinya bahwa melalui tanah orang Raja Ampat dapat berkebun dan hasilnya dapat dimakan dengan hasil penangkapan ikan yang diperoleh dari laut, juga dengan tanah mereka dapat tinggal. Berkaitan dengan sumberdaya laut, terdapat hak-hak dan penentuan batas wilayah ulayat laut pada suku masyarakat di Raja Ampat, antara lain : pembatasan nelayan dari luar untuk menangkap ikan di desa tertentu (di Arborek dan Fam); pembatasan ukuran tangkapan lobster di Desa Sawinggrai; pembatasan ukuran tangkapan lola di Desa Arborek; sistem moratorium (sasi gereja) untuk teripang, lobster dan lola; jenis-jenis tabu yang tidak boleh ditangkap di daerah tertentu (Tropika, 2005).
Mata Pencaharian
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Raja Ampat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan (sekitar 80%) dan petani. Disamping itu juga terdapat pedagang, pengusaha kayu, pegawai negeri sipil, guru, tokoh agama dan pencari kerja. Mata pencaharian sebagai nelayan merupakan mata pencaharian pokok yang dianggap memberikan hasil bagi penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan penangkapan ikan ini dilakukan, baik pada siang hari maupun malam hari dan umumnya masih secara tradisional.
Meskipun penduduk di Kabupaten Raja Ampat mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, namun potensi perikanan yang begitu besar masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Nelayan-nelayan lokal menggunakan peralatan tangkap yang sangat sederhana sehingga kalah bersaing dengan kapal nelayan asing yang beroperasi di wilayah tersebut. Pada tahun 2000 tercatat sekitar 2.400 kapal asing yang beroperasi di perairan Raja Ampat dan sekitarnya.
Potensi Perikanan
Komoditas unggulan perikanan tangkap di Kabupaten Raja Ampat, antara lain ikan tuna, cakalang tenggiri, kerapu, napoleon, kakap merah, teripang, udang dan lobster. Daerah penangkapan ikan kerapu dan napoleon terdapat di perairan Waigeo Barat, Waigeo Selatan, Kepulauan Ayau, Batanta, Kofiau dan Misool; lobster di perairan Waigeo, Misool dan Kofiau; cumi-cumi di perairan Waigeo Selatan dan Misool; teripang dan ikan tenggiri hampir diseluruh perairan Kabupaten Raja Ampat.
Pendekatan Konservasi
Foto: CII
Sejak tahun 1990-an, ekosistem terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat menghadapi ancaman kerusakan akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan bom dan racun sianida. Namun demikian, secara keseluruhan kondisi terumbu karang di Raja Ampat adalah yang terbaik di Indonesia, bahkan keanekaragaman hayatinya lebih tinggi dibandingkan dengan Negara Palau yang selama ini mendapat perhatian sangat serius dari dunia internasional sebagai tolok ukur studi terumbu karang di dunia. Oleh karena itu, pendekatan konservasi dalam menetapkan Kawasan Konservasi Laut Daerah Raja Ampat adalah menggunakan pendekatan partisipasi, dukungan dan fasilitasi pembangunan insfrastruktur sosial, bimbingan teknis, sosialisasi, percontohan dan pilot project pengembangan pariwisata bahari dan perikanan berkelanjutan.
Pariwisata
Sektor pariwisata memiliki prospek pengembangan tersendiri bagi kegiatan perekonomian Raja Ampat. Keunikan dan keindahan panorama alam ditambah dengan keanekaragaman sumberdaya perikanan dan kelautan yang tinggi, terutama ekosistem terumbu karang merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan luar negeri. Bahkan di daerah tersebut menjadi lokasi penelitian para pakar biota laut dunia.
Jenis potensi pariwisata bahari yang utama di wilayah gugus pulau kecil Raja Ampat adalah wisata panorama alam, seperti pasir putih, gua, beting-beting karang, serta wisata diving. Daerah pengembangan pariwisata adalah di Pulau Kofiau, Misool, Waigeo Selatan dan Barat, serta Kepulauan Ayau. Namun demikian sejak tahun 1995 hingga sekarang baru terdapat 1 lokasi yang dikelola oleh PT Papua Diving, khusus untuk wisata bahari dan wisata alam, yaitu di wilayah Distrik Waigeo Selatan, Waigeo Barat dan Teluk Mayalibit.
SUMBER:
http://www.kp3k.kkp.go.id/kkji/index.php?option=com_content&view=article&id=83:kabupatenrajaampat&catid=1:datakkp&Itemid=85
Selasa, 05 April 2011
STRATEGI DAN PERENCANAAN EKONOMI DI INDONESIA DIMASA YANG AKAN DATANG
TUGAS 2.PENGANTAR EKONOMI
NAMA:TINA SUSILAWATI (26210906)
KELAS: 1EB09
A. PENGERTIAN
Perencanaan Pembangunan Ekonomi, ialah suatu proses yang bersinambung dan mencakup keputusan atau pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Berasarkan definisi di atas, terdapat 4 elemen perencanaam, antara lain:
1. Merencanakan berarti memilih.
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya.
3. Perencanaan meupakan alat untuk mencapai tujuan.
4. Perencanaan untuk masa depan.
B. STRATEGI DAN PERENCANAAN EKONOMI DI INDONESIA DIMASA YANG AKAN DATANG
Pemerintah Indonesia akan menajamkan fokus ekonomi lima tahun ke depan pada industri manufaktur. Hal ini dilakukan untuk percepatan pembangunan sekaligus meningkatkan pendapatan negara.
Perekonomian dunia dalam sepuluh tahun terakhir semakin dinamis, yang ditandai dengan semakin kuatnya kemajuan industri di negara-negara berkembang di bagian selatan; seperti Tiongkok, India, dan Singapura. Dengan kemajuan yang semakin pesat di kawasan ini, Indonesia dituntut untuk merumuskan suatu kebijakan ekonomi (masterplan) yang strategis dan tepat sasaran, agar dapat menyeimbangkan pergerakan ekonomi regional dan global.
Demikian yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sidang kabinet akhir tahun bidang ekonomi, yang berlangsung satu hari penuh di Istana Bogor, Kamis. Sidang kabinet ini dihadiri Wakil Presiden Boediono dan seluruh jajaran menteri bidang perekonomian; termasuk Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono: Indonesia tetap memerlukan masterplan ekonomi yang terarah.
Presiden Yudhoyono mengatakan, “Kita pernah memiliki dokumen RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RKP (Rencana Kerja Pemerintah) APBN, yang sesungguhnya satu rencana yang lebih kongkrit agendanya jelas dan sasarannya jelas, siapa berbuat apa. Kalau itu menyangkut investasi, investasi bidang apa juga jelas. Dengan demikian ini pelengkap dari semua dokumen strategis yang kita miliki. Mengapa harus kita bikin seperti ini, karena yang kita perlukan adalah rencana yang lebih definitif.”
Presiden menambahkan, meskipun Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, suatu masterplan ekonomi yang terarah akan mendukung rencana pemerintah meningkatkan Produk Domestik Brutto dan pendapatan per kapita Indonesia di masa depan.
“Pendek kata, tidak boleh kita mendikotomikan bahwa setiap persoalan ekonomi pasti selesai oleh yang disebut invisible hands. Dan tidak lagi diperlukan visible hands, karena ada mekanisme pasar yang mengatur, tetapi ternyata itu tidak bisa menyelesaikan semua persoalan, terutama pada masa krisis ataupun ketika terjadi ketidakadilan perekonomian. Disitulah peran pemerintah yang tepat menjadi keniscayaan. Dalam konteks itu, maka kita akan memadukan kedua pendekatan itu dalam masterplan yang akan kita susun,” demikian ujar Presiden.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa, kepada wartawan menjabarkan, pemerintah akan membangun cluster atau wilayah, untuk memaksimalkan potensi ekonomi di setiap daerah. Sejumlah koridor utama adalah Sumatera dan Jadebotabek, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Untuk sepuluh tahun ke depan, Indonesia berencana untuk bergerak dari industri bahan mentah menuju industri manufaktur, yang menyerap banyak tenaga kerja.
Hatta mengatakan, “Suku bunga negara maju akan terus meningkat sebagai respons meningkatnya inflasi sebagai akibat meningkatnya biaya modal. Semua itu kita gambarkan sebagai peluang dan tantangan.Lalu kita melihat apa yang kita miliki. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, gas, thermal, coal (batubara), panas bumi, kakao, minyak kelapa sawit, timah, nikel, bauksit, semua belum terkelola secara baik, belum menjadi value added (nilai tambah) yang memadai.”
Dari sektor industri manufaktur, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi dapat menembus angka 7-8% mulai 2013 mendatang.
Sumber:
http://www.voanews.com/indonesian/news/Masterplan-Ekonomi-Indonesia-akan-Fokus-Pada-Industri-Manufaktur-112682049.html
http://www.onlinebuku.com/.../perkembangan-strategi-dan-perencanaan-pembangunan-ekonomi-mesir/
NAMA:TINA SUSILAWATI (26210906)
KELAS: 1EB09
A. PENGERTIAN
Perencanaan Pembangunan Ekonomi, ialah suatu proses yang bersinambung dan mencakup keputusan atau pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Berasarkan definisi di atas, terdapat 4 elemen perencanaam, antara lain:
1. Merencanakan berarti memilih.
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya.
3. Perencanaan meupakan alat untuk mencapai tujuan.
4. Perencanaan untuk masa depan.
B. STRATEGI DAN PERENCANAAN EKONOMI DI INDONESIA DIMASA YANG AKAN DATANG
Pemerintah Indonesia akan menajamkan fokus ekonomi lima tahun ke depan pada industri manufaktur. Hal ini dilakukan untuk percepatan pembangunan sekaligus meningkatkan pendapatan negara.
Perekonomian dunia dalam sepuluh tahun terakhir semakin dinamis, yang ditandai dengan semakin kuatnya kemajuan industri di negara-negara berkembang di bagian selatan; seperti Tiongkok, India, dan Singapura. Dengan kemajuan yang semakin pesat di kawasan ini, Indonesia dituntut untuk merumuskan suatu kebijakan ekonomi (masterplan) yang strategis dan tepat sasaran, agar dapat menyeimbangkan pergerakan ekonomi regional dan global.
Demikian yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sidang kabinet akhir tahun bidang ekonomi, yang berlangsung satu hari penuh di Istana Bogor, Kamis. Sidang kabinet ini dihadiri Wakil Presiden Boediono dan seluruh jajaran menteri bidang perekonomian; termasuk Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono: Indonesia tetap memerlukan masterplan ekonomi yang terarah.
Presiden Yudhoyono mengatakan, “Kita pernah memiliki dokumen RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RKP (Rencana Kerja Pemerintah) APBN, yang sesungguhnya satu rencana yang lebih kongkrit agendanya jelas dan sasarannya jelas, siapa berbuat apa. Kalau itu menyangkut investasi, investasi bidang apa juga jelas. Dengan demikian ini pelengkap dari semua dokumen strategis yang kita miliki. Mengapa harus kita bikin seperti ini, karena yang kita perlukan adalah rencana yang lebih definitif.”
Presiden menambahkan, meskipun Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, suatu masterplan ekonomi yang terarah akan mendukung rencana pemerintah meningkatkan Produk Domestik Brutto dan pendapatan per kapita Indonesia di masa depan.
“Pendek kata, tidak boleh kita mendikotomikan bahwa setiap persoalan ekonomi pasti selesai oleh yang disebut invisible hands. Dan tidak lagi diperlukan visible hands, karena ada mekanisme pasar yang mengatur, tetapi ternyata itu tidak bisa menyelesaikan semua persoalan, terutama pada masa krisis ataupun ketika terjadi ketidakadilan perekonomian. Disitulah peran pemerintah yang tepat menjadi keniscayaan. Dalam konteks itu, maka kita akan memadukan kedua pendekatan itu dalam masterplan yang akan kita susun,” demikian ujar Presiden.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa, kepada wartawan menjabarkan, pemerintah akan membangun cluster atau wilayah, untuk memaksimalkan potensi ekonomi di setiap daerah. Sejumlah koridor utama adalah Sumatera dan Jadebotabek, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Untuk sepuluh tahun ke depan, Indonesia berencana untuk bergerak dari industri bahan mentah menuju industri manufaktur, yang menyerap banyak tenaga kerja.
Hatta mengatakan, “Suku bunga negara maju akan terus meningkat sebagai respons meningkatnya inflasi sebagai akibat meningkatnya biaya modal. Semua itu kita gambarkan sebagai peluang dan tantangan.Lalu kita melihat apa yang kita miliki. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, gas, thermal, coal (batubara), panas bumi, kakao, minyak kelapa sawit, timah, nikel, bauksit, semua belum terkelola secara baik, belum menjadi value added (nilai tambah) yang memadai.”
Dari sektor industri manufaktur, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi dapat menembus angka 7-8% mulai 2013 mendatang.
Sumber:
http://www.voanews.com/indonesian/news/Masterplan-Ekonomi-Indonesia-akan-Fokus-Pada-Industri-Manufaktur-112682049.html
http://www.onlinebuku.com/.../perkembangan-strategi-dan-perencanaan-pembangunan-ekonomi-mesir/
Langganan:
Postingan (Atom)